6 Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta
6 Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Provinsi DKI Jakarta yang merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia tidak kalah dengan daerah lainnya dalam bidang seni dan kebudayaan. Walaupun telah menjadi kota metropolitan, tapi Ibukota Jakarta juga tetap mempertahankan kesenian dan kebudayaan tradisional, diantaranya pelestarian lagu daerah Betawi / Jakarta, Alat musik tradisional Jakarta dan tentu saja seni tari tradisional dari Jakarta ini. Untuk Sobat yang penasaran dengan tari tarian tradisional dari Jakarta, jangan beranjak dulu. Kita akan mengenal lebih jauh tari tradisional Betawi dari DKI Jakarta dibawah ini.
1. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Yapong
Siapa yang belum mengenal tari Yapong? Tarian Yapong ini dikenal berasal dari DKI Jakarta. Pada awalnya, tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta. Pagelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara tersebut. Dan akhirnya acara tersebut sukses menampilkan pagelaran sendra tari Yapong yang didukung oleh 300 orang artis dan musikus.
Tari Yapong merupakan tari kreasi baru yang berlatang belakang akulturasi budaya tradisional. Tai Yapong ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Istilah tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.
2. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Topeng Betawi
Tari Topeng Betawi adalah tari tradisional yang berasal dari Betawi Daerah Ibu Kota Jakarta. Sesuai dengan namanya, Tari Topeng Betawi menggunakan media topeng yang dipergunakan oleh para penarinya. Tarian ini merupakan perpaduan antara seni tari, musik, dan nyanyian. Seperti pertunjukan teater atau opera, penari tari topeng ini menari dengan di iringi suara musik dan nyanyian. Tari Topeng Betawi lebih bersifat teatrikal dan komunikatif lewat gerakan.
Pada awalnya Tari Topeng Betawi dipentaskan secara berkeliling oleh para seniman yang diundang sebagai pengisi hiburan dalam acara seperti pesta pernikahan, khitanan, dan lainnya. Masyarakat betawi memilik keyakinan bahwa tarian ini bisa menjauhkan dari mara petaka. Namun seiring dengan perubahan jaman, kepercayaan itu mulai luntur dan menjadikan tarian ini hanya hiburan dalam acara saja. Namun walaupun kepercayaan itu mulai hilang, tarian ini tetap di adakan untuk memeriahkan pesta atau acara adat.
Dalam setiap pertunjukan tari topeng betawi ini diiringi oleh musik tradisional Betawi. Setelah beberapa saat musik dimulai, para penaripun memasuki panggung dengan menggunakan topeng. Adapun gerakan tari para penari topeng ini disesuaikan dengan tema yang dibawakan. Tema yang di bawakan dalam tarian ini tergolong variatif di antaranya adalah kehidupan masyarakat, cerita legenda, kritik sosial, dan cerita klasik lainnya. Tari Topeng Betawi merupakan tarian yang bersifat teatrikal. Sehingga terdapat pesan yang di sampaikan melalui gerakan dalam menari. Tarian ini biasanya di iringi dengan alat musik tradisional betawi seperti rebab, gendang besar, kempul, kromong tiga, kecrek, kulanter dan gong buyung.
Kostum yang di gunakan dalam Tari Topeng Betawi juga tergantung pada tema yang di bawakan, namun masih tidak lepas dari busana khas betawi. Bagi penari pria biasanya menggunakan pakaian seperti pakaian hitam, kaos oblong, celana panjang, dan kain sarung. Selain itu di bagian kepala biasanya menggunakan peci atau ikat kepala. Bagi penari wanita biasanya menggunakan kain panjang dan pakaian kebaya yang di lengkapi dengan selendang. Selain bagian kepala memakai mahkota warna warni yang biasa di sebut dengan kembang topeng. Dan tidak lupa memakai topeng yang menutupi wajah para penarinya. Topeng yang di gunakan para penari terbuat dari kayu. Topeng ini tidak memakai pengikat pada kepala, namun penari menempelkan ke wajah mereka dengan cara di gigit di bagian dalam topengnya.
3. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Sirih Kuning
Tari Sirih Kuning merupakan tarian tradisional tempo dulu yang berasal dari Betawi dan ditarikan secara berpasangan. Tari Sirih Kuning Betawi ini merupakan pengembangan dari tari cokek.
Tari Sirih Kuning Betawi diiringi oleh musik tradisional khas Betawi yaitu Gambang Kromong.
Tarian sirih kuning ini biasanya juga diadakan untuk mengiringi pengantin Betawi memasuki pelaminan serangkai dengan proses penyerahan sirih dare oleh mempelai pria kepada pengantin wanita atau pada hiburan penyambutan tamu kehormatan maupun perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi " Sirih Kuning". Baca juga : Tradisi Palang Pintu Betawi.
4. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Lenggang Nyai
Tari Lenggang Nyai adalah tari kreasi baru yang terinspirasi dari kisah Nyai Dasimah. Tarian Lenggang Nyai ini telah diciptakan oleh Wiwik Widiastuti pada tahun 199, menceritakan tentang hidup seorang wanita (Nyai Dasimah) yang berhasil keluar dari ikatan perkawinan yang telah merenggut kebebasannya.
Tari Lenggang Nyai masih dipengaruhi oleh budaya Cina seperti halnya tari cokek. Tari Lenggang Nyai dibawakan oleh sekelompok gadis belia berjumlah 4 atau sampai 6 orang. Tari Lenggang Nyai Betawi ini biasanya sering dipentaskan pada acara-acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.
Gerakan dalam Tari Lenggang Nyai ini menggambarkan karakter dan cerita dari Nyai Dasimah. Dalam pertunjukannya, penari menari dengan gerakan yang lincah yang menggambarkan keceriaan dan keluwesan gadis Betawi. Kelincahan tersebut terlihat dari gerak tubuh, kaki dan tangan para penari yang bergerak secara dinamis. Selain itu ada gerakan dari satu sisi ke sisi lain yang menggambarkan kebingungan Nyai Dasimah saat mengambil keputusan untuk memilih pendamping hidupnya.
5. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Japin Betawi
Tari Japin Betawi merupakan tarian tradisional yang merupakan purwarupa dari tari Zapin dari Riau. Pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf J.
Tari Japin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan marwas. Keunikan Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan.
6. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Cokek
Sepertinya Provinsi Banten yang memiliki tari Cokek didaerah Tangerang, masyarakat provinsi DKI Jakarta pun memiliki tari Cokek yang merupakan kebudayaan asli Betawi.
Masyarakt suku Betawi saat ini memang tidak hanya tinggal di Provinsi DKI Jakarta, merekapun banyak tersebar di daerah Tangerang yang saat ini masuk ke Provinsi Banten. Untuk Sobat bisa menyimak keterangan tari Cokek ini disini : 5 Tari Tradisional Banten.
1. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Yapong
Siapa yang belum mengenal tari Yapong? Tarian Yapong ini dikenal berasal dari DKI Jakarta. Pada awalnya, tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta. Pagelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara tersebut. Dan akhirnya acara tersebut sukses menampilkan pagelaran sendra tari Yapong yang didukung oleh 300 orang artis dan musikus.
Tari Yapong merupakan tari kreasi baru yang berlatang belakang akulturasi budaya tradisional. Tai Yapong ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Istilah tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.
2. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Topeng Betawi
Tari Topeng Betawi adalah tari tradisional yang berasal dari Betawi Daerah Ibu Kota Jakarta. Sesuai dengan namanya, Tari Topeng Betawi menggunakan media topeng yang dipergunakan oleh para penarinya. Tarian ini merupakan perpaduan antara seni tari, musik, dan nyanyian. Seperti pertunjukan teater atau opera, penari tari topeng ini menari dengan di iringi suara musik dan nyanyian. Tari Topeng Betawi lebih bersifat teatrikal dan komunikatif lewat gerakan.
Pada awalnya Tari Topeng Betawi dipentaskan secara berkeliling oleh para seniman yang diundang sebagai pengisi hiburan dalam acara seperti pesta pernikahan, khitanan, dan lainnya. Masyarakat betawi memilik keyakinan bahwa tarian ini bisa menjauhkan dari mara petaka. Namun seiring dengan perubahan jaman, kepercayaan itu mulai luntur dan menjadikan tarian ini hanya hiburan dalam acara saja. Namun walaupun kepercayaan itu mulai hilang, tarian ini tetap di adakan untuk memeriahkan pesta atau acara adat.
Dalam setiap pertunjukan tari topeng betawi ini diiringi oleh musik tradisional Betawi. Setelah beberapa saat musik dimulai, para penaripun memasuki panggung dengan menggunakan topeng. Adapun gerakan tari para penari topeng ini disesuaikan dengan tema yang dibawakan. Tema yang di bawakan dalam tarian ini tergolong variatif di antaranya adalah kehidupan masyarakat, cerita legenda, kritik sosial, dan cerita klasik lainnya. Tari Topeng Betawi merupakan tarian yang bersifat teatrikal. Sehingga terdapat pesan yang di sampaikan melalui gerakan dalam menari. Tarian ini biasanya di iringi dengan alat musik tradisional betawi seperti rebab, gendang besar, kempul, kromong tiga, kecrek, kulanter dan gong buyung.
Kostum yang di gunakan dalam Tari Topeng Betawi juga tergantung pada tema yang di bawakan, namun masih tidak lepas dari busana khas betawi. Bagi penari pria biasanya menggunakan pakaian seperti pakaian hitam, kaos oblong, celana panjang, dan kain sarung. Selain itu di bagian kepala biasanya menggunakan peci atau ikat kepala. Bagi penari wanita biasanya menggunakan kain panjang dan pakaian kebaya yang di lengkapi dengan selendang. Selain bagian kepala memakai mahkota warna warni yang biasa di sebut dengan kembang topeng. Dan tidak lupa memakai topeng yang menutupi wajah para penarinya. Topeng yang di gunakan para penari terbuat dari kayu. Topeng ini tidak memakai pengikat pada kepala, namun penari menempelkan ke wajah mereka dengan cara di gigit di bagian dalam topengnya.
3. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Sirih Kuning
Tari Sirih Kuning merupakan tarian tradisional tempo dulu yang berasal dari Betawi dan ditarikan secara berpasangan. Tari Sirih Kuning Betawi ini merupakan pengembangan dari tari cokek.
Tari Sirih Kuning Betawi diiringi oleh musik tradisional khas Betawi yaitu Gambang Kromong.
Tarian sirih kuning ini biasanya juga diadakan untuk mengiringi pengantin Betawi memasuki pelaminan serangkai dengan proses penyerahan sirih dare oleh mempelai pria kepada pengantin wanita atau pada hiburan penyambutan tamu kehormatan maupun perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi " Sirih Kuning". Baca juga : Tradisi Palang Pintu Betawi.
4. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Lenggang Nyai
Tari Lenggang Nyai adalah tari kreasi baru yang terinspirasi dari kisah Nyai Dasimah. Tarian Lenggang Nyai ini telah diciptakan oleh Wiwik Widiastuti pada tahun 199, menceritakan tentang hidup seorang wanita (Nyai Dasimah) yang berhasil keluar dari ikatan perkawinan yang telah merenggut kebebasannya.
Tari Lenggang Nyai masih dipengaruhi oleh budaya Cina seperti halnya tari cokek. Tari Lenggang Nyai dibawakan oleh sekelompok gadis belia berjumlah 4 atau sampai 6 orang. Tari Lenggang Nyai Betawi ini biasanya sering dipentaskan pada acara-acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.
Gerakan dalam Tari Lenggang Nyai ini menggambarkan karakter dan cerita dari Nyai Dasimah. Dalam pertunjukannya, penari menari dengan gerakan yang lincah yang menggambarkan keceriaan dan keluwesan gadis Betawi. Kelincahan tersebut terlihat dari gerak tubuh, kaki dan tangan para penari yang bergerak secara dinamis. Selain itu ada gerakan dari satu sisi ke sisi lain yang menggambarkan kebingungan Nyai Dasimah saat mengambil keputusan untuk memilih pendamping hidupnya.
5. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Japin Betawi
Tari Japin Betawi merupakan tarian tradisional yang merupakan purwarupa dari tari Zapin dari Riau. Pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf J.
Tari Japin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan marwas. Keunikan Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan.
6. Tari Tradisional Betawi DKI Jakarta - Tari Cokek
Sepertinya Provinsi Banten yang memiliki tari Cokek didaerah Tangerang, masyarakat provinsi DKI Jakarta pun memiliki tari Cokek yang merupakan kebudayaan asli Betawi.
Masyarakt suku Betawi saat ini memang tidak hanya tinggal di Provinsi DKI Jakarta, merekapun banyak tersebar di daerah Tangerang yang saat ini masuk ke Provinsi Banten. Untuk Sobat bisa menyimak keterangan tari Cokek ini disini : 5 Tari Tradisional Banten.
Komentar
Posting Komentar